Etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik.
Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai `tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.
Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral. Norma-norma Umum Norma-norma umum adalah aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat. Norma Umum dibagi menjadi 3 bagian antara lain:
a.Norma sopan santun, atau norma etiket, adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya menyangkut sikap dan perilaku seperti bertamu, makan dan minum, duduk, berpakaian dan sebagainya. Norma ini lebih menyangkut tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.Norma ini tidak menentukan baik buruknya seseorang sebagai manusia. Karena, ia hanya menyangkut sikap dan perilaku lahiriah. Kendati perilaku dan sikap lahiriah bisa menentukan pribadi seseorang, tidak dengan sendirinya sikap ini menentukan sikap moral seseorang.
b.Norma hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini mencerminkan harapan, keinginan, dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik. Karena itu, ia mengikat semua anggota masyarakat tanpa kecuali.
c.Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia. Norma moral lalu menjadi tolok ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai manusia, entah sebagai anggota masyarakat ataupun sebagai orang dengan jabatan atau profesi tertentu. Norma moral diharapkan untuk dipatuhi oleh setiap orang tanpa mempedulikan sanksi atau hukuman - karena memang norma moral tidak mengenal sanksi semacam itu.
Kesimpulan dari pengertian etika:
Etika itu prilaku kita dalam kehidupan sehari-hari atau dengan masyarakat lain. Manusia dituntun untuk menjalankan etikanya pada saat tertentu misalnya ketika kita berbicara yang sopan kepada orang lain dan berprilaku baik terhadap orang lain. Patuhilah norma yang berlaku dalam adat istiadat maupun dalam lingkungan sekitar. Norma merupakan tolak ukur bagi kita untuk membatasi perbuatan buruk atau menghindari perbuatan maupun prilaku yang buruk, dengan adanya norma dalam kehidupan akan lebih teratur dan tertib.
Perbedaan Etika dengan Etiket Kita sebagai manusia dikodratkan sebagai makluk individu dan makluk sosial. Kodrat manusia sebagai makluk sosial tampak pada kebutuhannya akan orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan pribadi. Kita berinteraksi dengan siapa saja dan interaksi dapat berjalan dengan baik apabila ada batasan yang menjadi kesepakatan bersama dan ditaati oleh semua pihak. Aturan itu yang disebut dengan etiket, berasal dari bahasa Prancis ETIQUETTE yang artinya sopan-santun dalam pergaulan. Sedangkan Etika, berasal dari bahasa Yunani ETHOS, artinya falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila dan agama. Etika memuat kriteria apa yang “baik” dan yang “tidak baik”, azas yang berkenaan dengan akhlak serta nilai apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak. Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada kaitannya karena sama-sama mengacu pada norma atau aturan. Etika mengacu pada norma kesusilaan sedangkan etiket mengacu pada norma kesopanan. Sudahkah kita memberikan contoh yang baik dalam etika pergaulan sehari-hari? Karena kenyataannya di lingkungan kita masih banyak orang yang tepelajar, intelektual, publik figur masih sangat rendah etika dan etiketnya dalam pergaulan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari saja contohnya mahasiswa berbicara dengan dosen dengan kata-kata yang tidak sopan atau semaunya saja. Ini membuktikan bahwa etiket seorang mahasiswa masih kurang.
Selanjutnya contoh lainnya yang berhubungan dengan etika dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita sedang berjalan dan ada orang tua yang sedang duduk seharusnya kita mengucapkan permisi dan tidak main jalan saja ini termasuk etika yang dipandang dari sudut budaya biasanya dipergunakan pada orang jawa dan daerah lainnya. Kesimpulan: Sebagai penerus bangsa marilah kita tingkatkan etika dan etiket kita dalam kehidupan sehari-hari biasakan untuk melakukannya, sehingga etika dan etiket kita tidak rendah dan tidak dipandang rendah oleh orang lain. Sebagai generasi muda harus mejalankan dan mempraktekannya setiap hari dan kita mengerti seharusnya gimana dan apa akibatnya jika etika dan etiket kita rendah akan menimbulkan banyak konflik. Perilaku Etika dalam Bisnis Bisnis memiliki beberapa definisi/ pengertian. Secara umum, bisnis mempunyai pengertian sebagai suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa untuk mendapatkan profit atau keuntungan.
Bisnis juga bisa diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha atau sebuah aktifitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, dengan tujuan memperoleh profit atau keuntungan atau manfaat dari kegiatan tersebut.
Jadi dapat disimpulkan juga bahwa definisi/ pengertian bisnis adalah proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat dan keuntungan.
Lingkungan bisnis terdiri dari dua jenis, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
1.Lingkungan Internal, terdiri dari manajemen, modal, informasi, karyawan, pemegang saham, peralatan fisik, dsb.
2.Lingkungan eksternal bisnis terdiri dari dua jenis, yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum :
a.Lingkungan Khusus, terdiri dari konsumen, pesaing, pemasok dan kreditor.
b.Lingkungan Umum, terdiri dari kondisi ekonomi, politik, dan hukum, sosial budaya,demografi,serta teknologi dan kondisi globalisasi.
Bisnis dan Sistem Ekonomi Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan profit. Di mana yang dimaksud dengan profit adalah perbedaan antara pendapatan suatu bisnis dan beban-bebannya. Etika Bisnis Secara harfiah, etika dapat diartikan sebagai kepercayaan tentang apa yang benar dan salah, baik atau buruk dalam tindakan yang mempengaruhi orang lain. Sedangkan perilaku etis adalah tingkah laku yang disesuaikan terhadap normal sosial yang diterima secara umum berkenaan dengan tindakan yang berguna dan berbahaya.
Terdapat 3 langkah sederhana untuk melakukan penilaian etika untuk situasi dalam aktifitas bisnis, yaitu :
a. Mengumpulkan informas yang relevan,
b. Mengalisa fakta- fakta untuk menetapkan nilai moral yang paling sesuai
c. Membuat keputusan etik berdasarkan pada kebenaran atau kesalahan dari kebijakan atau aktifitas yang dimaksud.
Tanggung jawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Sedangkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder, yaitu meliputi tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, investor, pemasok dan komunitas local dimana bisnis tersebut berada. Empat area tanggung jawab organisasi terdiri dari tanggung jawab ke depan terhadap lingkungannya, konsumen, karyawan dan investor. Kesaling- tergantungan antara bisnis dan masyarakat Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apa itu etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan? Perusahaan juga sebuah organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat:
1. Pandangan klasik : tanggung jawab sosial adalah bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba (profit oriented) Pada pandangan ini manajer mempunyai kewajiban menjalankan bisnis sesuai dengan kepentingan terbesar pemilik saham .
2. Pandangan sosial ekonomi : bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi kesejahteraan.
Perkembangan Etika Bisnis Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis ,mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri. Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya.
Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Di indonesia sendiri pada beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.
Etika Bisnis Dalam Akuntansi Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar